BUDIDAYA KELOR


Organik Share - Budidaya kelor (Moringa oleifera) adalah aktivitas yang relatif mudah dan dapat dilakukan di berbagai kondisi iklim, terutama di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini memiliki banyak kegunaan, baik untuk keperluan pangan, obat-obatan, maupun lingkungan. Berikut adalah panduan umum untuk budidaya kelor:

1. Pemilihan Lokasi
  • Iklim: Kelor tumbuh paling baik di daerah tropis dengan suhu antara 25-35°C. Tanaman ini tahan terhadap kekeringan, namun tumbuh lebih optimal di daerah dengan curah hujan sedang.
  • Tanah: Kelor dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, tetapi paling baik di tanah yang gembur, berpasir, dan memiliki drainase yang baik. pH tanah ideal adalah antara 6,0 hingga 7,0.
2. Persiapan Lahan
  • Pengolahan Tanah: Gemburkan tanah hingga kedalaman sekitar 30 cm dan pastikan tanah memiliki drainase yang baik. Jika tanah terlalu berat atau liat, tambahkan pasir atau bahan organik untuk memperbaiki struktur tanah.

  • Pemupukan: Tambahkan kompos atau pupuk kandang matang untuk meningkatkan kesuburan tanah sebelum penanaman. Ini akan memberikan nutrisi awal yang cukup bagi tanaman.
3. Penanaman
  • Dari Biji: Biji kelor dapat disemai langsung di lahan atau dalam polybag. Biji ditanam pada kedalaman sekitar 2-3 cm dan ditutup dengan lapisan tipis tanah. Jika menggunakan polybag, bibit dapat dipindahkan ke lahan setelah berumur sekitar 1-2 bulan atau setelah memiliki tinggi sekitar 30-40 cm.
  • Dari Stek Batang: Stek batang kelor yang sudah tua dan keras dapat ditanam langsung di lahan. Tanam stek pada kedalaman sekitar 30-50 cm dengan bagian bawah batang tertanam di dalam tanah. Pastikan batang tegak dan stabil.
4. Penyiraman
  • Kelor membutuhkan penyiraman yang cukup selama masa awal pertumbuhan, terutama jika ditanam di musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh dewasa, penyiraman dapat dikurangi karena kelor tahan kekeringan.
5. Pemeliharaan
  • Penyiangan: Lakukan penyiangan secara rutin untuk menghindari persaingan gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan kelor.
  • Pemangkasan: Pemangkasan dilakukan untuk mendorong percabangan lebih banyak, yang dapat meningkatkan produksi daun. Pemangkasan juga membantu menjaga ketinggian tanaman agar lebih mudah dipanen.
  • Pemupukan Lanjutan: Berikan pupuk organik tambahan setiap 3-4 bulan untuk menjaga kesuburan tanah dan memastikan pertumbuhan yang optimal.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
  • Hama: Hama yang umum menyerang kelor termasuk kutu daun, ulat, dan belalang. Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida organik seperti neem oil atau dengan cara manual.
  • Penyakit: Kelor umumnya tahan terhadap penyakit, tetapi bisa terkena jamur atau bakteri pada kondisi yang sangat lembab. Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menjaga sirkulasi udara yang baik dan menghindari penyiraman berlebihan.
7. Panen
  • Daun: Daun kelor bisa dipanen mulai dari 2-3 bulan setelah penanaman. Daun dapat dipanen setiap 6-8 minggu setelah pemangkasan dengan memetik daun atau memotong ranting yang berdaun.
  • Biji: Polong biji kelor dapat dipanen saat sudah tua dan berwarna cokelat. Biji ini bisa digunakan untuk keperluan penanaman selanjutnya atau diproses menjadi minyak kelor.
  • Akar dan Batang: Bagian akar dan batang kelor biasanya dipanen untuk keperluan medis atau industri setelah tanaman berusia lebih dari satu tahun.
8. Manfaat Ekologis
  • Reboisasi dan Perlindungan Tanah: Kelor sering digunakan dalam proyek reboisasi karena akarnya yang dalam membantu mencegah erosi tanah. Tanaman ini juga dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan daunnya yang kaya akan nutrisi.

Budidaya kelor tidak hanya memberikan manfaat ekonomi melalui produk yang dihasilkannya, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Dengan perawatan yang tepat, kelor dapat menjadi sumber daya yang berkelanjutan bagi petani dan masyarakat sekitar

Demikian yang bisa Organik Share Informasikan tentang Budidaya Kelor, Semoga Bermanfaat.

Post a Comment

Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan dihapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter

Previous Post Next Post

Contact Form